Indahnya Berbagi
Siang itu langit terlihat begitu
cerah, Audy yang sedari tadi duduk di teras kamar dan sudah menyelesaikan
bacaan novelnya yang entah ke berapa, sedang bengong menatap taman di depan
rumahnya. Audy tinggal di sebuah komplek perumahan kecil yang hanya terdapat 5
rumah dalam komplek tersebut. Tetapi komplek tersebut tidaklah selalu sepi
karena terdapat sebuah lapangan dan taman kecil di dalam komplek tersebut. Dan
biasanya setiap sore banyak anak-anak kecil, remaja bahkan orang dewasa yang
bermain disana, mulai dari bermain bola kaki, sepedahan, bahkan hanya untuk sekedar
duduk-duduk ditaman sambil menikmati angin sore.
Bulan puasa dan dalam keadaan libur
kuliah karena ujian telah usai seperti ini Audy lebih memilih menghabiskan waktu dirumah sembari
menunggu buka puasa. Tapi lama-lama Audy merasa bosan jika hanya terus-terusan
dirumah tanpa melakukan kegiatan apa pun. Audy memang penggila novel dan komik,
ia tahu ia bisa menghabiskan waktu dengan membaca novel dan komik-komik
koleksinya, tetapi Audy tetap merasa bosan jika hanya itu-itu saja kegiatan
yang dilakukannya. Apalagi masih pukul satu siang begini, Papa dan Mama nya
masih bekerja di kantor dan baru akan pulang sekitar pukul tiga, ditambah lagi
Audy adalah anak tunggal, jadi sekarang ia hanya berdua saja dengan bik Iyem
dirumahnya, pembantu yang sudah ikut keluarganya sejak Audy berumur 3 tahun.
Daripada hanya berdiam diri, akhirnya Audy memutuskan unuk menelpon sahabatnya,
Sarah.
“Halo. Sarrrrr….”
“Hai, Dyyyy. Lo kenapa sih pake
teriak-teriak gitu? Bikin kaget aja” jawab Sarah setengah kaget diujung telpon.
“Hahaha iya iya sori. Lo lagi
ngapain?”
“Ecieee tumben lo nanya gue lagi
ngapain…”
“Sarah Violina, puhlezz…gue lagi
bosen nih.”
“Hahaha iya iya Maudya Clara, gue
becanda. Gue lagi baca majalah aja nih, eh lo tau gak, masa iya disini katanya
Robert Pattinson sama Kristen Stewart putus, sayang banget kan ? Padahal mereka berdua itu udah cocok
ba-“
“Yee lo tuh cepet banget emang kalo
masalah gosip begituan, kenapa gak cari tahu tentang diet lo itu aja, berhasil
kagak?” Audy cekikikan..
“Ah udah lah males gue ngomongin soal
diet, yang ada nafsu makan gue malah makin menjadi jadi, tambah melar iya nih
badan.” suara Sarah terdengar kecewa atas pernyataannya barusan.
“Hahaha ya udah maaf deh. Eh, Sar, gue
bosen banget nih, ngapain ya enaknya?” tanya Audy seraya menghempaskan diri di
tempat tidurnya, saambil memandangi jam yang terus berputar tanpa memerdulikan
keadaan sekitar.
“Hmm, lo kan buku mania, kenapa nggak baca koleksi
buku kesayangan lo itu aja? Atau ajakin pacar lo jalan kek.”
“Udah, tetep aja bosen. Yudha maksud
lo? Dia lagi nganterin mamanya kerumah neneknya nih, paling nanti malem baru
pulang katanya.”
“Hmmm ya udah deh.” singkat Sarah.
Untuk beberapa detik kemudian mereka
berdua sama-sama terdiam diujung telpon. Tiba-tiba terdengar suara Sarah yang
kedengarannya baru mendapatkan ide.
“Eh, Dy, kenapa lo gak buat taman
baca aja di taman depan rumah lo, koleksi novel dan komik lo kan banyak banget tuh, mending dimanfaatin
aja.”
“AHHH tumben ide lo brilian banget.
Setuju setuju. Ahh sahabat gue satu ini emang hebat banget deh kalo nyari ide.
Besok aja gimana?”
“Siapa dulu dong. Boleh, ajak Yudha
juga sekalian, dia kan
jago main gitar tuh, sekalian buat menghibur para pembaca nanti.”
“Boleh juga tuh. Oh iya, lo kan juga magazine-lovers, gimana kalo lo bawa juga
majalah-majalah lo, kan
jadi tambah banyak bacaannya.”
“Setuju! Oke deh malem ini bakal gue
siapin majalah-majalah nya buat dibawa kerumah lo besok.”
“Sip, abis ini gue bakal ngasih tau
Yudha tentang rencana ini. See ya tomorrow.” Tutup Audy dengan girang sebelum menekan tombol pengakhir
panggilan..
“Aye aye, captain. See ya.” Suara
Sarah terdengar sama girangnya sebelum mengakhiri telpon.
Setelah mengakhiri telpon, Audy sudah
bersiap-siap untuk menelpon Yudha, tiba-tiba senyumnya mengembang. “This gonna be fun” batinnya superduper excited.
Keesokan
harinya pukul satu siang Sarah dan Yudha sudah berada di rumah Audy. Audy sudah
memberi tahu Yudha tentang rencananya dan Sarah semalam, Yudha yang
setuju-setuju saja dengan rencana mereka juga akan berpartisipasi sebagai pemain
gitar untuk hiburan di taman baca nanti. Siang itu Audy mengenakan kaos vneck
biru polos dipadukan dengan jeans
panjang biru dongker nya, sedangkan Sarah mengenakan kaos lengan panjang
berwarna kuning dan celana pendek selutut miliknya. Dan Yudha dengan kaos polo
putihnya yang dipadukan dengan celana pendek selutut yang membuatnya telihat
lebih santai.
“Kalian tuh ya, bisa aja tiba-tiba
nemuin ide.” Yudha membuka pembicaraan sambil membantu Audy mengangkut
buku-buku ke teras depan.
“Hehe malah ide yang tak terduga gitu
yang malah bikin excited buat
ngejalaninnya tau.” Audy membela idenya dan Sarah.
“Iya iya kamu menang deh.” Yudha
tersenyum sambil mengacak rambut Audy dengan lembut.
Sarah yang melihat Audy dan Yudha
asyik berdua tiba-tiba nyeletuk “Ehmm,
Assalamualaikum, gue disini loh belom pulang kok, masih idup lagi.”
“Eh iya, Sarah.” Audy merangkul Sarah
dan tersenyum tanda geli. “Sori deh sori.”
“Iya nih, gak boleh cemburu gitu
dong, Sar. Lo sih Jono lo tolak mulu.” Yudha ikut-ikutan menggangu Sarah sambil
cekikikan.
“Aduh Yudha Pratama, lo kok tega
banget sih sama gue?”
Yudha tertawa namun tidak melanjutkan
niatnya untuk menjahili sahabat pacarnya itu “Haha iya deh sori sori, gitu aja
ngambek.”
Akhirnya Audy memotong pertengkaran
kecil sahabat dan pacarnya itu yang dia tahu pasti tidak akan nada habisnya. “Udah
udah, mending sekarang kita mulai
ngangkatin meja dan lain-lainnya ke taman, udah hampir jam tiga nih, keburu
sore.”
Setelah meletakkan buku-buku di meja
yang sudah mereka taruh di taman, selesai lah taman baca kecil yang dibuat oleh
ketiga anak muda tersebut.. Mereka juga tak segan-segan langsung membawa rak
buku milik Audy ke taman. Juga meja bundar serta kursi milik Audy yang
diletakkan di taman belakang rumahnya ikut diangkut ke taman baca sebagai
tempat tambahan untuk orang-orang membaca nantinya.
Sore itu jam sudah menunjukkan pukul
setengah empat, tidak lama kemudian mulailah satu per satu muncul anak-anak
kecil berumur sekitar 10 tahun dan teman-temannya yang datang menghampiri taman
baca kecil mereka itu. Tidak hanya anak-anak tersebut yang datang, satu per
satu juga muncul remaja bahkan orang dewasa yang ikut mengunjungi taman baca
mereka yang membuat taman baca tersebut semakin ramai. Mereka melihat-lihat
buku-buku yang ada, kebanyakan anak-anak kecil lebih memilih untuk membaca
komik. Ada yang
mencari komik Doraemon, Miiko, bahkan ada holmes kecil yang sangat antusias
saat menemukan novel Detective Conan favoritnya ada disitu. Sedangkan remaja
dan orang dewasa lebih memilih untuk membaca novel dan majalah kesayangan Audy
dan Sarah. Audy, Sarah dan Yudha hanya bisa tersenyum senang melihat tingkah
anak-anak kecil di depan mereka itu. Mereka juga sangat senang melihat para
remaja dan orang dewasa lainnya yang juga terlihat antusias di taman baca milik
mereka itu. Tiba-tiba ada seorang anak kecil perempuan yang bertanya kepada
Audy “Wahh ide siapa nih kak, bagus banget taman bacanya, mana komiknya lengkap-lengkap
lagi, ahhh bakal betah deh puasa seharian kalo mampir kesini terus.” anak kecil
itu tersenyum sambil membuka lembaran demi lembaran komik yang sedang di
pegangnya.
“Iya nih tuh temen kakak yang
disana.” Audy menunjuk Sarah yang sedang sibuk menemani pengunjung
melihat-lihat buku mereka. “Ide dia nih. Kamu suka?” Audy balik menanyai anak
tersebut dengan senyum yang mengembang.
“Suka banget kak. Eh itu pacar kakak
ya yang main gitar? Jago banget main gitarnya, kereeeen.” Dari tempatnya Audy
bisa melihat Yudha yang sedang menghibur anak-anak kecil yang sedang
mengelilinginya. Bahkan ia tak sungkan-sungkan untuk menyanyikan lebih dari
satu lagu untuk mereka. Sampai para pengunjung lainnya ikut bertepuk tangan
saat Yudha membawakan sebuah lagu favoritnya dan Audy, Baby Blue Eyes nya A Rocket
To The Moon.
Baby, baby blue eyes
Stay with me by my side
Till the morning
Through the night
Oh baby, stand here holding my sides
Close your baby blue eyes
Every moment feels right
And I may feel like a fool
But I'm the only one dancing with you
Stay with me by my side
Till the morning
Through the night
Oh baby, stand here holding my sides
Close your baby blue eyes
Every moment feels right
And I may feel like a fool
But I'm the only one dancing with you
Sore
itu dipenuhi dengan canda dan tawa yang tercipta dari sebuah taman baca kecil
di depan rumah Audy. Hangatnya kebersamaan dari para pengunjung yang datang
dapat benar-benar mereka rasakan sore itu. Sore itu sudah menunjukkan pukul lima sore dan pengunjung
yang datang pun satu per satu mulai pergi meninggalkan tempat itu. Sarah
terlihat sedang mengumpulkan majalah-majalahnya. Saat sedang membereskan taman
baca mereka, terlihat Audy berkata pada Yudha yang sedang membantunya merapikan
buku-buku yang akan diangkut lagi kerumahnya.
“Makasih ya, Yud, kamu udah mau ikut berpartisipasi sama taman baca ini,
udah bantu menghibur anak-anak dan pengunjung lainnya juga, mana tadi rame
banget lagi. Aku seneng banget bisa berbagi kebahagiaan sama orang lain kaya
gini.”
Yudha yang malah senyum-senyum
mendengar perkataan Audy akhirnya menjawab. “Iya iya, semuanya demi kamu kok.
Aku juga seneng bisa ikut ngadain taman baca ini, ide kamu ama Sarah tuh emang
selalu tak terduga, tapi berjalan dengan lancar. Dan hebatnya lagi, itu bermanfaat
buat orang lain.”
Langit
terlihat mulai gelap, matahari perlahan-lahan mulai hilang dibalik awan petang
yang menyongsong datangnya malam. Sore itu setelah membereskan taman dan
mengangkut kembali buku-buku kerumah Audy, mereka bertiga memutuskan untuk
berbuka puasa bersama dirumah Audy. Dengan perasaan bahagia menyambut buka
puasa, mereka saling menatap dan tersenyum, mereka tidak akan pernah melupakan
kejadian bahagia di hari ini.
~
by: Azima Noor Qamara Puteri